Senin, 03 September 2018

Jawaban tugas statistika UT




JAWABAN :
1.       Banyaknya kelas ( K )
Diketahui n = 40
K = 1 + (3.322 x log n)
   = 1 + (3.322 x log 40)
   = 1 + (3.322 x 1.6)
   = 1 + 5.315
   = 6.315 (dibulatkan ke atas)
K = 7

2.       Nilai tertinggi 97 + 0.5 = 97.5
Nilai terendah 63 – 0.5 = 62.5

SELISIH 97.5 – 62.5 = 35

Interval = 35 : 7
               = 5

3.        
KELAS
INTERVAL
FREKUENSI
PERSENTASE
1
62.5≤x≥67.5
4
10%
2
67.5≤x≥72.5
6
15%
3
72.5≤x≥77.5
4
10%
4
77.5≤x≥82.5
4
10%
5
82.5≤x≥87.5
8
20%
6
87.5≤x≥92.5
12
30%
7
92.5≤x≥97.5
2
5%
TOTAL

40
100%


Minggu, 07 Februari 2016

Cara melakukan Offset pada Autocad

Cara melakukan Offset pada Autocad

ketika kita mengunakan Auto CAD, kita mengenal istilah offset yang artinya instruksi untuk menciptakan sebuah objek gambar yang sejajar dan menyerupai objek yang telah ditentukan dengan jarak yang telah kita sesuaikan. seperti gambar dibawah adalah tampilan perintah offset
















caranya sebagai berikut :
1. klik menu modify > Offset atau klik icon offset pada menu tollbars atau bisa juga dengan mengetikkan o atau offset pada jendela perintah (command prompt).
2. Ketik jarak offset, misalnya 1 kemudian Enter.
3. Klik kiri objek
4. Klik kiri kedalam
5. Klik kiri objek
6. Klik kiri keluar





Kode-Kode diatas akan ditampilkan pada jendela command prompt
Command: _offset
Current settings: Erase source=No Layer=Source OFFSETGAPTYPE=0
Specify offset distance or [Through/Erase/Layer] <Through>: 1
Specify point on side to offset or [Exit/Multiple/Undo] <Exit>:
Select object to offset or [Exit/Undo] <Exit>:
Specify point on side to offset or [Exit/Multiple/Undo] <Exit>:
Select object to offset or [Exit/Undo] <Exit>: exit
Polygon (warna putih) sebelah kiri menunjukkan Gambar sebelum di offset, Polygon sebelah kanan menunjukkan gambar setelah di offset kedalam (warna merah) dan keluar (warna kuning).

Sabtu, 06 Februari 2016

MENENTUKAN SKALA CETAK AUTOCAD

Cara MUDAH menentukan Satuan dan Skala Cetak di AutoCAD


Cara MUDAH menentukan Satuan dan Skala Cetak di AutoCAD


Artikel berikut ditujukan bagi teman-teman yang masih sedikit bingung dengan satuan dan skala yang ada dalam AutoCAD.
Dalam urusan satuan dan skala pasti tidak terlepas dari namanya ukuran, apakah itu mm, cm, m dan lain sebagainya.

UNIT di AutoCAD


Banyak yang bertanya sebenarnya di AutoCAD itu menggunakan satuan/unit apa sih ?.
Dalam program AutoCAD satuan yang tersedia yaitu Metric atau mm (milimeter) dan Imperial atau inch (inchi).
terus bagaimanan kita bisa membedakan lembar kerja itu mm atau inchi?, jawabanya sangatlah mudah, yaitu disaat pertama kali kita membuat lembar kerja baru pasti memilih template yang berekstensi dwt, lha template dengan nama acadiso.dwt  adalah menggunakan satuan mm dan acad.dwt adalah yang menggunakan satuan imperial atau inchi



untuk mengecek kebenarannya bisa diketik UNITS kemudian enter, maka akan ditampilkan nilai dari Unit yang berlaku pada lembar kerja tersebut, unit ini bukanlah unit yang dipakai dalam satuan gambar, namun hanya sebagai Unit scale Insertion saja, maksudnya apa unit scale insertion, yaitu unit yang digunakan bilamana kita akan melakukan proses Impor Blok atau gambar dengan ukuran Inchi/mm, maka secara otomatis akan menyesuaikan kedalam satuan yang kita setting.

Berarti tidak ada hubungan dengan Skala Cetak donk?
Ya betuk sekali, untuk setting Units lembar kerja tidak berpengaruh terhadap skala cetak, karena itu adalah dua hal yang berbeda.

Terus bagaimana kita menentukan satuan dalam AutoCAD?
untuk menentukan satuan dalam AutoCAD terserah pada kita satuan apa yang hendak digunakan dalam penggambaran, misalnya kita mau menggambar sebuah persegi dengan ukuran aslinya 1 meter x 2 meter maka untuk menentukan satuan penggambaran adalah sebagai berikut :

Satuan meter = kita tulis 1,2
Satuan cm = kita tulis 100,200
Satuan mm = kita tulis 1000,2000

Penulisan satuan haruslah tetap dalam satu gambar kerja, jadi tidak diperbolehkan menggunakan 2 satuan dalam satu penggambaran, meskipun hal tersebut mungkin saja dilakukan tapi secara aturan penggambaran adalah salah.

SKALA di AutoCAD


Mungkin bagi yang baru menggunakan program AutoCAD soal skala mungkin kurang dipahami, jadi perlu diketahui bahwa di AutoCAD tidak ada istilah skala Objek yang ada hanyalah skala cetak atau Plot Scale. Meskipun secara prinsip kedua istilah tersebut adalah sama saja.

Apa itu skala Objek, mungkin teman-teman waktu sekolah dulu pernah menggambar secara manual benda atau objek yang ukurannya lebih besar dari kertas gambar yang digunakan, lha biar objek yang digambar muat di kertas gambar maka objek harus diskala kan, misalnya 1:100 atau 1:50 dst lha itu yang disebut skala objek, jadi objeknya  yang diskala.

Terus yang disebut skala cetak itu apa donk ?
Skala cetak adalah skala yang digunakan supaya nilai hasil dari proses pencetakan/plot sesuai dengan kertas yang digunakan, misalnya kita akan menskala 1:100 dengan objek rectang sebesar 1000 x 2000 pada kertas A4, maka ketika objek di cetak/plot nilai objek 1000 satuan dalam gambar AutoCAD akan dibagi 100 sehingga akan menjadi 10 pada penggaris yang kita gunakan.
Jadi bukan Objek yang digambar di model yang diskala, tapi hasil cetak dari penggambaran objek itu yang diskala. Skala Objek di model nya tetap 1:1 atau dengan kata lain seperti ukuran aslinya.

masih bingung ?, pasti masih tidak mudeng ya?, oke mari kita buktikan biar jelas dan gamblang...

Siapkan :
PC/Laptop yang sudah ada AutoCADnya -Ya Iyalah :)
Printer yang sudah siap dan penggaris untuk mengecek.

Cara 1 = Cetak Skala di Model

misal skala yang dikehendaki adalah 1:10, berarti hasil cetak nanti 1 satuan di gambar akan dibagi dengan 10. (misal 1000 satuan digambar maka akan menjadi 1000:10 = 100 satuan di penggaris)

untuk lebih jelas buatlah objek seperti pda langkah dibawah ini :

Langkah :
- Buat sebuah rectang dengan ukuran 1000 x 2000 (Asumsi kita menggunakan satuan mm)



- Kemudian buat sebuah rectang lagi dengan ukuran 210 x 297 untuk layout kertasnya (Asumsi menggunakan kertas A4)
- Offset layout kertas sebesar 10 kearah dalam, offset ini bertujuan sebagai margin kertasnya.
- langkah selanjutnya Skala-kan Layout kertas A4 sebesar 10 kali (sesuai dengan besarnya skala yang di inginkan).
- cara menskala layout kertas bisa menggunakan perintah Scale dengan faktor 10,  atau teman-teman kalikan nilai kertas dengan skala yang diinginkan, misalnya 210 x 297 kalau mau diskala 1:10 maka harus dikalikan 10 sehingga menjadi 2100 x 2970, kalau mau di skala 1:100 ya harus dikalikan 100 dst.
- setelah proses penskalaan kertas selesai kemudian Masukkan Objek Persegi kedalamnya.


- Langkah selanjutnya yaitu klik kanan pada tab Model dan pilih Page Setup Manager untuk melakukan setting pada halaman cetak.
 


Akan muncul Jendela Page Setup Manager, kemudian pilih Modify


 Akan ditampilkan jendela Page Setup - Model
P1 = Tentukan Printer yang akan dibuat untuk Plotting
P2 = Tentukan Ukuran Kertas yang akan dipakai
P3 = Pilih Window, kemudian pada Klik tombol Window (P4) akan dibawa kedalam jendela kerja model kemudian Klik dari ujung P1 kearah P2 sebagai area cetaknya.
P5 = Klik Center the Plot
P6 = Tentuakan skala yang hendak dipakai
P7 = Tekan Ok untuk melakukan proses pencetakan.
Setelah keluar hasil print out coba cek ukuran dari objeknya apa sudah betul sesuai dengan skala yang kita tentukan. 
untuk contoh diatas, maka hasil cetak objek dengan ukuran 1000 akan menjadi 100 mm (1000:10) bila diukur menggunakan penggaris, dan 2000 akan menjadi 200 mm (2000:10 cm).

bila sudah betul coba untuk menskala kan 1:100, 1:50 atau skala lain nya.

Sabtu, 30 Januari 2016

PERINTAH AUTOCAD


L ===> LINE : Untuk membuat garis

S ===> STRETCH : Untuk memperpanjang/memperpendek object(gambar)

PL ===> PLINE : Untuk membuat garis satuan

C ===> CIRCLE : Untuk membuat lingkaran

EL ===> ELLIPSE : Untuk membuat bulat telur/lingkaran lonjong/oval

F ===> FILLET : Untuk membuat lengkungan dgn di ketahui radiusnya

A ===> ARC : Untuk membuat lengkungan dgn tdk di ketauhui radiusnya/sembarang

CHA ===> CHAMFER : Untuk membuat garis miring antara dua garis horizontal dan vertical

DT ===> DTEXT : Untuk membuat text

TR ===> TRIM : Untuk memotong garis dgn garis Bantu

EX ===> EXTEND : Untuk memperpanjang garis dgn garis Bantu

BR ===> BREAK : Untuk memotong garis dgn tidak beraturan

CO ===> COPY : Untuk memperbanyak gambar

M ===> MOVE : Untuk memindah gambar

MI ===> MIRROR : Untuk membuat cerminan gambar

RO ===> ROTATE : Untuk memutar gambar

AR ===> ARRAY : Untuk membuat jari-jari lingkaran

O ===> OFFSET : Untuk memperbanyak garis dgn di ketahui jaraknya

POL ===> POLYGON : Untuk membuat segi banyak

E ===> ERASE : Untuk menghapus gambar

DIV ===> DIVIDE : Untuk membagi garis dgn beberapa bagian dgn jarak yang sama

ED ===> DDEDIT : Untuk mengubah taxt

DDATTE : Untuk mengubah text atribut

CHANGE : Untuk mengubah text, height text, style text, ltype, layer, dan color atau bisa juga memakai perintah DDMODIFY

DO ===> DONUT : Untuk membuat donat/lingkaran padat/bolong tengah

WBLOCK : Untuk membuat block

INSERT : Untuk memanggil block

EXPLODE : Untuk memecah block atau atribut

DIM : Untuk membuat dimensi

LAYER : Untuk membuat layer

PEDIT : Untuk menebalkan dan menyatukan garis

SOLID : Untuk membuat solid/aksiran padat

HATCH : Untuk membuat aksiran

CLOUD : Untuk membuat cloud/awan

SCALE : Untuk membesarkan/mengecilkan gambar

ZOOM : Untuk membesarkan/mengecilkan tampilan gambar

PAN : Untuk menarik layar

PLOT : Untuk mencitak gambar

UNDO : Untuk membatalkan perintah/command

REDO : Untuk membatalkan undo

SAVE : Untuk menyimpan gambar

OPEN : Untuk membuka gambar

NEW : Untuk membuka autocad baru

Perbedaan koordinat UTM dan GEOGRAFI

Perbedaan koordinat Geografi dan UTM
Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich diLondon Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.
Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona.
Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.
Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740BB, kemudian dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari 1680 BB-1620 BB, dst sedangkan  untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat.
Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54

Rabu, 16 April 2014

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA




Proses Pembentukan Batubara


Pada dasarnya batubara merupakan bahan bakar fosil dan termasuk dalam kategori batuan sedimen.
Proses pembentukan batu bara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu hingga berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil.

Proses pembentukan batu bara ada 2 tahap proses:

1.           Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan)

dimulai pada saat dimana tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit (gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
2.           Tahap Malihan atau Geokimia
meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

RINGKASNYA ada 5 proses pembentukan batu bara :

1.           Pembusukan
bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.
2.           Pengendapan
tumbuhan  yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
3.           Dekomposisi
lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
4.           Geotektonik
lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low grade dapat berubah menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
5.           Erosi
merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.

FAKTOR YG  BERPENGARUG DALAM PEMBENTUKAN BATU BARA

berpengaruh terhadap bentuk maupun kualitas dari lapisan batubara
1.           Material dasar
yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun yang lalu, yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim clan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri amat sangat berpengaruh terhadap tipe dari batubara yang terbentuk.
2.           Proses dekomposisi
yakni proses transformasi biokimia dari material dasar pembentuk batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang terendapkan akan mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.
3.           Umur geologi
yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan berapa lama material dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk material yang diendapkan dalam skala waktu geologi yang panjang, maka proses dekomposisi yang terjadi adalah fase lanjut clan menghasilkan batubara dengan kandungan karbon yang tinggi.
4.           Posisi geotektonik
dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu lapisan batubara dari :
a.       Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan lapisan batubara yang terbentuk.
b.      Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil, lipatan, atau patahan.
c.       Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan/atau merubah grade dari lapisan batubara yang dihasilkan.
5.      Lingkungan pengendapan
lingkungan pada saat proses sedimentasi dari material dasar menjadi material sedimen.

Lingkungan pengendapan ini sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut:
a.       Struktur cekungan batubara, yakni posisi di mana material dasar diendapkan. Strukturnya cekungan batubara ini sangat berpengaruh pada kondisi dan posisi geotektonik.
b.      Topografi dan morfologi, yakni bentuk dan kenampakan dari tempat cekungan pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi cekungan pada saat pengendapan sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa di mana batubara terbentuk. Topografi dan morfologi dapat dipengaruhi oleh proses geotektonik.
c.       Iklim, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara karena dapat mengontrol pertumbuhan flora atau tumbuhan sebelum proses pengendapan. Iklim biasanya dipengaruhi oleh kondisi topografi setempat.

I.      Interpretasi Lingkungan Pengendapan dari Litotipe dan Viikrolitotipe
Tosch (1960) dalam Bustin dkk. (1983), Teichmuller and Teichmuller (1968) dalam Murchissen (1968) berpendapat bahwa litotipe dan mikrolitotipe batubara berhubungan erat dengan lingkungan pengendapannya.
a.       Lingkungan pengendapan dari masing-masing litotipe adalah sebagi berikut :
1. Vitrain dan Clarain, diendapkan di daerah pasang surut dimana terjadi perubahan muka air laut.
2. Fusain, diendapkan pada lingkungan dengan kecepatan pengendapan rendah, yaitu lingkungan air dangkal yang dekat dengan daratan.
3. Durain, diendapkan dalam lingkungan yang lebih dalam lagi, diperkirakan lingkungan laut dangkal.
b.      Sedangkan interpretasi lingkungan pengendapan berdasarkan mikrolitotipe adalah sebagai berikut :
1. Vitrit, berasal dari kayu-kayuan seperti batang, dahan, akar, yang menunjukkan lingkungan rawa berhutan.
2. Clarit, berasal dari tumbuhan yang mengandung serat kayu dan diperkirakan terbentuk pada lingkungan rawa.
3. Durit, kaya akan jejak jejak akar dan spora, hal ini diperkirakan terbentuk pada lingkungan laut dangkal.

4. Trimaserit, yang kaya akan vitrinit terbentuk di lingkungan rawa, sedangkan yang kaya akan liptinit terbentuk di lingkungan laut dangkal clan yang kaya akan inertinit terbentuk dekat daratan.

II.    Lingkungan Pengendapan Batubara
Pembentukan batubara terjadi pada kondisi reduksi di daerah rawa-rawa lebih dari 90% batubara di dunia terbentuk pada lingkungan paralik. Daerah seperti ini dapat dijumpai di dataran pantai, laguna, delta, dan fluviatil.
Di dataran pantai, pengendapan batubara terjadi pada rawa-rawa di lelakang pematang pasir pantai yang berasosiasi dengan sistem laguna ke arah darat. Di daerah ini tidak berhubungan dengan laut terbuka sehingga efek oksidasi au laut tidak ada sehingga menunjang pada pembentukan batubara di daerah rawa-rawa pantai.
Pada lingkungan delta, batubara terbentuk di backswamp clan delta plain. Sedangkan di delta front dan prodelta tidak terbentuk batubara disebabkan oleh adanya pengaruh air laut yang besar clan berada di bawah permulcaan air laut.
Pada lingkungan fluviatil terjadi pada rawa-rawa dataran banjir atau ,th.-alplain dan belakang tanggul alam atau natural levee dari sistem sungai yang are-ander. Umumnya batubara di lingkungan ini berbentuk lensa-lensa karena membaii ke segala arah mengikuti bentuk cekungan limpahnya.
1. Endapan Batubara Paralik
Lingkungan paralik terbagi ke dalam 3 sub lingkungan, yakni endapan lmuhara belakang pematang (back barrier), endapan batubara delta, endapan Dwubara antar delta dan dataran pantai (Bustin, Cameron, Grieve, dan Kalkreuth,
Ketiganya mempunyai bentuk lapisan tersendiri, akan tetapi pada , wnumnya tipis-tipis, tidak menerus secara lateral, mengandung kadar sulfur, abu dar. nitrogen yang tinggi.
2. Endapan Batubara Belakang Pematang (back barrier)
Batubara belakang pematang terakumulasi ke arah darat dari pulau-pulau pcmatang (barrier island) yang telah ada sebelumnya dan terbentuk sebagai ai.:hat dari pengisian laguna. Kemudian terjadi proses pendangkalan cekungan antar pulau-pulau bar sehingga material yang diendapkan pada umumnya tergolong ke dalam klastika halus seperti batulempung sisipan batupasir dan batugamping. Selanjutnya terbentuk rawa-rawa air asin dan pada keadaan ini cn.iapan sedimen dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga moluska dapat berkembang dengan baik sebab terjadi pelemparan oleh ombak dari laut terbuka le laguna yang membawa materi organik sebagai makanan yang baik bagi penghuni laguna. Sedangkan endapan sedimen yang berkembang pada umumnya tcrdiri dari perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara dan batugamping. Struktur sedimen yang berkembang ialah lapisan bersusun, silang siur dan laminasi halus. Endapan batubara terbentuk akibat dari meluasnya permukaan rawa dari pulau-pulau gambut (marsh) yang ditumbuhi oleh tumbuhan air tawar.
3. Endapan Batubara Delta
Berdasarkan bentuk dataran deltanya, batubara daerah ini terbentuk pada beberapa sub lingkungan yakni delta yang dipengaruhi sungai, gelombang pasang surut. dataran delta bawah dan atas, dan dataran aluvium. Kecepatan pengendapan sangat berpengaruh pada penyebaran dan ketebalan endapan batubara. Batubara daerah ini tidak menerus secara lateral akibat dari perubahan fasies yang relatif pendek dan cepat yang disebabkan oleh kemiringan yang tajam sehingga ketebalan dan kualitasnya bervariasi. Pada umumnya batubara tersebut berasal dari alang-alang dan tumbuhan paku.
4. Endapan Batubara Antar Delta dan Dataran Pantai
Batubara daerah ini terbentuk pada daerah rawa yang berkembang di :jerah pantai yang tenang dengan water table tinggi dan pengaruh endapan liaaik sangat kecil. Daerah rawa pantai biasanya banyak ditumbuhi oleh :umbuhan air tawar dan air payau. Batubara ini pada umumnya tipis-tipis dan secara lateral tidak lebih dari 1 km.
Batubara lingkungan ini kaya akan abu, sulfur, nitrogen, dan mengandung fosil laut. Di daerah tropis biasanya terbentuk dari bakau dan kaya sulfur. Kandungan sulfur tinggi akibat oleh naiknya ion sulfat dari air laut dan oleh salinitas bakteri anaerobik.


Tempat Pembentukan Batu Bara
Terdapat dua teori yang menjelaskan tentang tempat dalam proses pembentukan batu bara, yaitu :
1.      Teori insitu
Proses pembentukan batu bara terjadi di tempat asal tumbuhan tersebut berada. Tumbuhan yang telah mati akan langsung tertimbun lapisan sedimen dan kemudian mengalami proses pembatubaraan tanpa mengalami proses perpindahan tempat.
Batubara yang dihasilkan dari proses ini memiliki kualitas yang baik. Penyebaran batubara jenis ini sifatnya merata dan luas, bisa dijumpai di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan
2.      Teori drift
Berdasarkan teori ini, batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan itu berada. Tumbuhan  yang telah mati akan terangkut air hingga terkumpul di suatu tempat dan  mengalami proses sedimentasi dan pembatubaraan.
Kualitas batubara yang dihasilkan dari proses ini tergolong kurang baik karena tercampur  material pengotor pada saat proses pengangkutan. Penyebaran batubara ini tidak begitu  luas, namun dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur.

Komposisi Kimia Batubara
Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat yang terdapat di alam dengan komposisi yang cukup kompleks. Pada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu :

1. Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari :
• karbon padat (fixed carbon)
• senyawa hidrokarbon
• senyawa sulfur
• senyawa nitrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil.

2. Non Combustible Material, yaitu bahan atau material yang tidak dapat dibakar/dioksidasi
oleh oksigen. Material tersebut umumnya terediri dari aenvawa anorganik (SiO2, A12O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2 O, K2O, dan senyawa logam lainnya dalam jumlah yang kecil) yang akan membentuk abu/ash dalam batubara. Kandungan non combustible material ini umumnya diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya.
Pada proses pembentukan batubara/coalification, dengan bantuan faktor ti:ika dan kimia alam, selulosa yang berasal dari tanaman akan mengalami pcruhahan menjadi lignit, subbituminus, bituminus, atau antrasit. Proses transformasi ini dapat digambarkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut.

5(C6H10O5) C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
Selulosa lignit            + gas metan

6(C6H10O5) C22H20O3 + 5CH4 + 1OH2O + 8CO2 + CO
Cellulose bituminous  + gas metan

Untuk proses coalification fase lanjut dengan waktu yang cukup lama atau dengan bantuan pemanasan, maka unsur senyawa karbon padat yang terbentuk akan bertambah sehingga grade batubara akan menjadi lebih tinggi. Pada fase ini hidrogen yang terikat pada air yang terbentuk akan menjadi semakin sedikit.

Kelas dan Jenis Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
1.      Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
2.      Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
3.      Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
4.      Lignit atau batubara coklat (brown coal) adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
5.      Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.


 Materi Pembentuk Batubara
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
1. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
2. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
3. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
4. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
5. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.



Umur Batubara
Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period)  yang dikenal sebagai zaman batu bara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu (jtl).  Zaman Karbon adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Sumber: